IKLAN DAN KAPITALISME



IKLAN DAN KAPITALISME


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini merupakan sebuah era baru di zaman modern atau zaman globalisasi. Dewasa ini banyak orang menggap bahwa kapitalisme global merupakan sebuah tatanan yang menyatukan segala masyarakat dalam berperang melawan kemiskinan,tetapi dibalik itu semua adalah hanya ilusi belaka.
Pengaruh kemajuan ilmu penegetahuan dan teknologi begitu cepat maka munculah satu fenomena baru yaitu budaya iklan. Budaya iklan saat ini adalah salah satu fenomena sosial yang paling krusial dimana peran iklan untuk mendatangkan keuntungan bagi kaum kapitalis begitu tinggi. Iklan saat ini adalah bagaikan dewa yang selalu dipuja oleh kaum kapitalis[1], boleh dikatakan iklan diatas segala-galanya bagi mereka. Dalam masyarakat modern bahwa perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi begitu meluas kedalam kehidupan sosisal[2]. Akibatnya kaum kapitalis menciptakan apa yang disebut dengan iklan sebagai salah satu sarana untuk mendatangkan keuntungan yang cukup besar, juga sebagai sarana untuk jual-beli barang-barang yang dihasilkan, dan yang paling mengerikan yaitu mengalienasi kaum perempuan sebagai korban iklan.

Sekilas tentang budaya iklan
Iklan merupakan salah satu teknik komuniksai masa yang digunakan oleh perusahaan dan organisasi lainnya untuk menciptakan konsensus seputar gambaran dari yang sebenarnya atau barang produksi yang ddihasilkan (Enrico R. Lehman)[3]
Kalau kita melihat lebih lanjut arti sebuah iklan bagi kaum kapitalis yaitu iklan dipandang sebagi alat atau media untuk mejual-beli barang dagangan. Kaum kapitalis lewat iklan membujuk konsumer untuk membeli produk tersebut. Sebagai contoh yaitu iklan mobil, dengan menampilkan fiturnya yang begitu memesona bagi konsumen, sehingga para konsumen terraik untuk membelinya. Dengan kata lain iklan sebagai propaganda dari kaum kapitalis untuk mendatangkan modal dan menjebak konsumer utnuk membelinya.
 Budaya iklan adalah suatu revolusioner yang besar bagi dunia dewasa ini. Perubahan ini terjadi sekitar akhir abad XVIII dan sesudah berlangsungnya revolusi industri[4]. Revolusi industri seluruh kehidupan sosial dan ekonomi mengalami perubahan yang sangat drastis. Perubahan yang sangat besar ini berimbas pada penggunaan alat produksi yang besar-besaran, sehinga barang yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat besar pula. Akibatnya dengan produksi barang yang sangat banyak seperti itu, para kapitalis dan perusahaan menjadi kewalahan untuk menjualnya. Salah satu cara bagi para pemilik modal adalah menggunakan media untuk memasarnya yaitu lewat iklan yang ditayangkan melalui media masa maupun elektronik. Iklan ini adalah sebuah peluang yang besar untuk mendatangkan modal yang cukup besar.
Kehadiran iklan begitu mengguncang dunia saat ini, Ia bukan hanya sekedar promosi sebuah produk, tetapi telah menjadi sebuah sistem ideologi yang memiliki nilai-nilai  tersendiri secara otonomi. Iklan menjelma menjadi sebuah ideologi di abad modern. Apa yang kita rasakan sebagai citra baru dari produk-produk seperti mobil, Handphone, dan lain sebagainya tidak dapat dipisahkan dari pranan iklan yang membangun daya tarik para konsumen. Iklan membawa kita pada suatu suasana yang hancur, sebagai korban iklan.

Iklan sebagai  ideologi kapitalisme global
Sistem kapitalis telah mengubah secara radikal struktur masyarakat dan kebudayaan. Sebelum era dominasi kapitalisme masyarakat terbedakan dalam tiga kelas sosial yaitu kelas aristokrat, kelas borjuis  dan kelas petani. Setelah revolusi industri kelas aristokrat dan borjuis melebur menjadi kelas menengah atas dan berhadapan dengan kelas para pekerja. Setelah revolusi industri  timbul i suatu perubahan sosial di mana pertarungan untuk merebut kekuasan telah dipindahkan dari kelas petani melawan kelas aritokrat[5].  
Sejalan perubahan waktu Revolusi industri, memiliki hubungan dengan revolusi komunikasi yang secara fundamental mengubah sifat dasar iklan. Lahirnya perusahaan dengan produksi skala besar, membutuhkan strategi penjualan tersendiri. Iklan menjelma menjadi sebuah ideologi di abad modern. Dalam kurung waktu yang lama, iklan telah berkembang pesat, dimana pada awal mula iklan hanya sekedar pengumuman bagiindividu untuk mengetahui keberadaan dari berbagai macam barang dan keperluan yang dapat diperoleh guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. tetapi sekarang adalah sebagai ideologi kaum kapitalis global dengan gaya bahasa yang memikat demi bisnis raksasa para kapitalis. Fungsi iklan mengalami perubahan dan perluasan sejalan dengan perkembangan dan kemampuan cara berpikir manusia untuk mendapatkan harta dan kekayaan.  Iklan telah menguasai seluruh lapisan komunikasi di media masa cetak dan elektronik. Iklan telah menjadi sistem jual tanpa batas dengan berbagai jenis usaha dan penawaran. Iklan telah menjadi kegilaan yang tidak relevan lagi di abad modern ini.
Inilah sebagai puncak kegagalan idealitas nilai dan makna yang ada dalam masyarakat. Masyarakat kita sekarang merupakan masyarakat yang tergantung pada barang. Sistem periklanan adalah sarana bagi kita untuk secara bebas memilih barang produksi. Seluruh bujukan, rayuan, dan saran yang ditawarkan oleh iklan  telah mengubah tingkah laku hidup manusia zaman modern. Kemampuan media dalam menampilkan hasil produk dapat meransang keinginan konsumen. Saat ini iklan telah menjadi sebuah fenomena sosial yang meliputi seluruh dunia. Periklanan telah masuk kedalam seluruh budaya diseluruh dunia dan lapisan sosial masyarakat. Dengan demikian iklan merupakan hal yang sangat penting dalam masyarakat kapitalis.

Dampak dari iklan kapitalisme global
   Alienasi perempuan
Kapitalis bebas bersaing dalam bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang besar-besaran dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan dengan berbagai cara. Cara yang terbaik dari kapitalis yaitu melalui periklanan. Ikon utama dalam iklan adalah perempuan yang menjadi stimulus pasar. Maka terjadi alienasi kaum perempuan. Tubuh perempuan dipandang sebagai barang dagangan. Hal ini dikarenakan bahwa kaum kapitalis melihat perempuan sebagai obyek yang baik untuk mejadi duta periklanan demi menghasilkan barang dagangan.
Opini yang dimuat dalam kompas, 14 Mei 2012 menulis demikian “persaingan dalam sistem kapitalis memaksa formula Lima P (Product, Price, Promotion, Place). P yang kelima yang tidak lain adalah Perempuan[6]. Perempuan menjadi warna baru dalam dunia bisnis yaitu sebagai medium promosi.
Sebagai contoh saja yaitu  iklan otomotif, seperti mobil, sepeda motor dan sebagainya. Produk-produk tersebut yang tidak ada kaitan langsung dengan perempuan, namun menjadi aneh tapi nyata bahwa dijual dan ditawarkan melalui perempuan seksi, langsing, cantik dengan berpakaian yang mini dan seksi juga. Hal ini mengadaikan bahwa perempuan  menjadikan tubuhnya sebagai sarana dalam menjual produk otomotif tersebut. Memang dalam kenyataannya bahwa laki-laki lebih senang melihat perempuan yang seksi dan cantik, sehingga menjadi kesempatan bagi kaum kapitalis menggunakan tubuh perempuan sebagai medium promosi, sehingga barangnya cepat laku dan mendatangkan keuntungan bagi mereka.
Berkaitan dengan fitur dan gambar perempuan ideal yang dipakai dalam dunia iklan adalah suatu indikasi yang harus mendapat perhatian. Perempuan dalam iklan selalu tampil dengan tipe dan ciri tertentu, seperti cantik, energik, langsing, sensual, juga dalam hal berpakain perempuan iklan lebih senang memakai pakaian yang seksi dengan mode terbaru[7]
Perempuan yang seksi dalam iklan mengalienasi perempuan yang lain, karena perempuan yang lain diperbudak doktrinasi kecantikan yang diciptakan pasar.  Akiabtnya para perempuan lain berlomba-lomba mempercantikan diri dengan membeli kosmetik yang mahal, supya kelihatan seperti wanita yang terdapat dalam iklan.

  Kaum remaja
Salah satu dampak dari iklan selain perempuan adalah kaum remaja.  Usia remaja adalah adalah masa pencarian jati diri ditengah kehidupan bersama yang lain. Masa muda adalah masa transisi bagi individu[8]. Pada masa ini anak remaja mulai menunjukan eksistesi dirinya dengan penampilan, cara berpikir yang idealis.
Iklan kapitalis dengan intensitas tayangannya diperuntukan kaum remaja. Misalkan kebutuhan yang sering menarik perhatian kaum remaja hanphone baru, komputer baru, camera barudan sebagainya. Kaum remaja menjadi sumber keuntungan bagi kaum kapitalis. Dalam kehidupan kesehatrian kita, bahwa kaum remaja mengungkapkan jati dirinya lewat barang-barang yang dia miliki. Kaum remaja merasa percaya diri ketika memiliki handphone yang baru pokoknya lain dari yang lain. Tetapi dibalik itu semua bahawa dirinya diperbudak oleh keinginannya, karena apa yang dia butuhkan semata-mata hanya demi kesenagan psikologisnya. Maka di sini kaum muda dipebudak oleh iklan kaum kapitalis.

Iklan Kapitalis Global dan Konsumer
Masyarakat yang hidup di zaman kapitalisme global adalah masyarakat konsumen[9]. Kemajuan ilmu pengetahuan  telah membawa masyarakat dalam situasi terkungkung dan terjerat  dalam rayuan kapitalime global. Melalui iklan mereka memberikan rayuan untuk menawarkan berbagai kemudahan untuk memenuhi kebutuhan yang serba instan.
Perkembangan kapitalisme global membutuhkan adanya konsumen yang akan membeli semua produk kapitalisme tersebut. Masyarakat konsumen adalah masyarakat yang eksistensinya hanya dilihat dari  pembedaan komoditi yang dikonsumsinya. Artinya bahwa eksistensinya bisa dipertahankan hanya dengan terus menerus mengkonsumsi produk-produk yang ada. Masyarakat konsumsi yang dipandu oleh iklan dalam kapitalisme global, telah menciptakan suatu masyarakat konsumen yang mengkonsumsi, seakan-akan menjadi budak kaum kapitalis. Memang dunia komsumsi adalah tempat istimewa bagi manusia, karena disana sangat jelas mengungkapkan jati dirinya yang bebas dan mandiri[10]. Iklan terus menghasut dan membujuk manusia bahwa kenikmatan dan kebahagian hidup beraada dalam kegiatan mengkonsumsi.
Konsumsi dan cara mengkonsumsi sudah dirancang sebagai proyek  dan instrumen alienasi dan eksploitasi. Melalui konsumsi, system dan regim kapitalis mereduksi individu  pada mahkluk pemakai dan penikmat belaka[11]. Sebenarnya ini merupakan proses  pemiskinan, pemerasan dan penidasan dan perbudakan.
Marcuse, menempatkan kritik atas budaya konsumsi ini dalam kritik atas pencerehan[12] yang diakibatkan dari budaya industri. Budaya industri lahir dalam situasi di mana kegiatan industri difokuskan untuk menciptakan produk-produk dalam jumlah yang sangat banyak. Kebanyakan konsumen melakukan kegiatan konsumsi terutama demi penentuan identitas diri.
Masyarakat yang telah menjadi masyarakat konsumen akan melihat iklan seperti guru dan yang harus diikuti. Iklan yang adalah ujung tombak kapitalisme sebagai guru dan teladan moralitas, maka moralitas yang berkembang dalam masyarakat adalah moralitas hedonis[13]. Dengan demikian identitas masyarakat ditanda dengan barang komoditi yang dikonsumsinya.
Keberadaan iklan ini bukanlah suatau yang baru dalam dunia bisnis kapitalisme.  Dalam keseharian hidup manusia selalu berhadapan iklan yang ditayangkan oleh media massa baik elektronik maupun menyanyikan informasi sepeutar barang produksi.

Kesimpulan
Kemajuan ilmu penegetahuan dan tenologi adalah suatu berkat bagi kaum kapitalis. Melalui ilmu dan teknologi menciptakan sebuah iklan demi kepentingan kaum kapitalis. Peran iklan dalam dunia kaum kapitalis sangat besar, karena mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Lewat iklan para kapitalis dengan mudah menjual-beli barang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan kemudahan bagi semua manusia.
Namun disisi lain banyak orang yang menjadi korban akibat iklan kapitalisme, dimana terjadi alienasi besar-besaran dalam kehidupan manusia zaman modern. Iklan memerikan berbagai tawaran yang menarik dan manusia zaman sekarang dengan mudah tergiur sehingga seakan-akan manusia itu diperbudak oleh iklan itu sendiri. Kemakmuran material dan keunggulan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi membuat manusia tidur lelap dalam penindasan, pemersaan dan perbudakan.
Perbudakan zaman sekarang dilakukan dengan halus, bahkan bersahabat membuat kita (manusia) tenang, damai dan tentram dalam ketertindasan oleh kaum kapitalis. Marx merintis sebuah jalan keluar dari segala penderiaan, kemiskinan, ketidakadilan perbudakan manusia  oleh keganasan kaum kapitalis. Maka emansipasi dan revolusi harus berjalan untuk memberikan harapan akan kebahagian dan kebebasan yang telah hilang oleh keganasan kaum kapitalis. Manusia harus hidup dalam kebebasan sebagai pribadi yang bebas dan tidak merasa tertekan oleh pihak di luar dirinya.  Oleh karena itu sikap etis mulai diterapkan dalam kehidupan bersama, sehingga terjadi trarformasi dari kapitalisme kepada sosialisme.
DAFTAR PUSTAKA


Saeng. Valentinus. Menyimak selubung ideologis kapitalid dalam impremiun iklan. Yogyakarta:          kanisius. 2011

Budi Hardiman. F.Menujuh Masyarakat komunikatif. Yogyakarka: kanisius.2019
Saeng. Valentinus. Perang semesta melawan kapitalisme global. Jakarta: Gramedia. 2012

Sumber majalah dan kompas
Kushendrawati. Margaretha. masyarakat konsumen sebagai ciptaan kapitalisme global, Jurnal ilmiah Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006. Hlm  53
Arivia. Gadis. Opini kompas (Iklan dan Perempuan). 14 Mei 2012. Hlm 6



[1] Valntinus. Menyimak selubung ideologis kapitalid dalam impremiun iklan.Yogyakarta:  kanisius. Hlm 5
[2]  F. Budi Hadiman. Menujuh Masyarakat Komunikatif. Yogyakarta: Kanisius. Hlm 145
[3] Op cit, hlm 51
[4]  Op cit. hlm 52
[5] Valentinus Saeng. Perang semesta melawan kapitalisme global. Jakarta: Gramedia. 2012. Hlm 320
[6] Gadis. Arivia. Opini kompas (Iklan dan Perempuan). 14 Mei 2012. Hlm 6
[7] Op cit. Hlm 90
[8] Op cit. Hlm 92
[9]  Margaretha. Kushendrawati, masyarakat konsumen sebagai ciptaan kapitalisme global, Jurnal ilmiah Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia VOL. 10, NO. 2, DESEMBER 2006. Hlm  53
[10] Valentinus. Menyimak selubung ideologis kapitalid dalam impremiun iklan. Yogyakarta:  kanisius. Hlm 140
[11] Ibid. hlm 129
[12]  Op cit. hlm 54
[13] Op.cit. hlm 57
Latest
Previous
Next Post »